Laman

بسم الله الرحمان الرحيم Ibnu Mas’ud tentang pengertian Al Jamaah : “Al Jamaah adalah sesuatu yang mencocoki Al Haq walaupun engkau sendiri (yang mengikutinya).” (Riwayat Al Laalikaiy dari Ibnu Mas’ud dalam Kitab As Sunnah dan Abu Syamah dalam Al Ba’its ‘Ala Inkari Bida’ Wal Hawaadits halaman 22 dan Ibnul Qayyim dalam Kitab Ighatsatul Lahfan halaman 1/70)

01 Maret 2011

Propaganda Sinkretisme Agama

Penulis: Dewan Fatwa Ulama dan Riset Ilmiyah Arab Saudi
Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam -tidak ada nabi setelahnya- dan kepada keluarga, para shahabatnya serta orang-orang yang mengikuti jejak) mereka dengan baik hingga hari kiamat. Kemudian Sesungguhnya (Lajnah Ad Da’imah Divisi Penelitian Ilmiah dan Komisi Fatwa Kerajaan Arab Saudi) telah mengeluarkan fatwa, menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang dilayangkan kepada lajnah tentang beberapa pemikiran dan makalah yang kian marak diekspos di media-media informasi seputar masalah seruan sinkretisme agama (penyatuan agama), antara Agama Islam, Yahudi, dan Nasrani. Demikian pula beberapa problematika yang merupakan dampak dari propaganda tersebut, seperti masalah pembangunan masjid, gereja dan tempat peribadatan Yahudi dalam satu kawasan. Baik lingkungan universitas, bandara penerbangan maupun di tempat-¬tempat umum. Begitu pula seruan untuk mencetak Al Qur’an Al Karim, Taurat dan Injil dalam satu jilid. Dan masih banyak lagi dampak propaganda penyatuan agama tersebut. Demikian pula muktamar-muktamar, seminar dan yayasan-yayasan di barat dan di timur yang diselenggarakan dan didirikan untuk tujuan tersebut.
Setelah menela’ah dan mempelajarinya, maka Lajnah Ad Daimah menetapkan sebagai berikut
Pertama
Sesungguhnya termasuk pokok-pokok keyakinan di dalam Islam, yang telah diketahui secara pasti dan disepakati oleh kaum muslimin adalah bahwasanya tidak ditemukan di muka bumi ini satu agama pun yang benar selain agama Islam. Islam adalah agama penutup sekaligus penghapus seluruh agama maupun syari’at sebelumnya. Jadi tidak ada lagi agama pun yang eksis di muka bumi ini yang boleh digunakan sebagai pedoman ibadah selain agama Islam. Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa mencari agama selain Islam maka tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.”(Ali Imron : 85)
Islam setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam merupakan agama yang dibawa oleh beliau, bukan agama selainnya.
Kedua:
Termasuk pokok-pokok keyakinan di dalam Islam, bahwa Kitabullah Ta’ala (Al Qur’an Al Karim) adalah Kitab Allah terakhir yang diturunkan dan telah mendapat jaminan dari Rabb semesta alam. Sebagai penghapus bagi semua kitab yang diturunkan sebelumnya seperti Taurat, Injil dan selainnya. Sebagai penyempurna terhadap kitab-kitab terdahulu. Maka tidak ada sebuah kitab pun yang diturunkan setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam selain Al Qur’an Al Karim.. Allah Ta’ala berfirman
“Dan Kami telah menurunkan Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu ; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. “(Al Maidah : 48).
Ketiga
Wajib mengimani bahwasanya Taurat dan Injil telah dihapus dengan turunnya Al Qur’an Al Karim. Keduanya telah mengalami tahrif (perubahan) dan tabdil (diganti) dengan penambahan maupun pengurangan. Sebagaimana dijelaskan perihal tersebut pada beberapa ayat dalam Kitabullah Al Karim, diantaranya firman Allah Ta’ala
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya. Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan engkau (Muhammad) senantiasa akan melihat penghianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat). “(AI Maidah : 13)
Firman-Nya Jalla wa `Ala :
“Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya :”Ini dari Allah “. (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. “(AI Baqarah : 79).
Dan firman-Nya yang Maha Suci :
“Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan : “la (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui.” (Ali Imron : 78)
Oleh karena itu, kebenaran apa saja yang terdapat pada agama-agama tersebut, maka telah dihapus dengan Islam. Adapun selain itu, telah mengalami penyimpangan dan perubahan. Diriwayatkan dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bahwasanya Beliau marah tatkala melihat Umar ibnul Khaththab (memegang) lembaran Taurat. Maka (Beliau) ‘alaihish sholatu wassalam bersabda :
“Apakah engkau masih ragu wahai Ibnul Khaththab ?! Bukankah telah datang agama yang putih lagi bersih ? Seandainya saudaraku Musa masih hidup saat ini, niscaya tidak ada keluwesan bagi dia melainkan mengikuti syari’atku.” (HR Ahmad,Ad Darimi dan selain keduanya).
Keempat
Termasuk pokok-pokok keyakinan di dalam Islam adalah bahwa Nabi dan Rasul kita Muhammad shallallahu’alaihi wasallam adalah penutup para nabi dan rasul. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
“Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang diantara kalian melainkan seorang utusan Allah dan penutup para nabi.” (AI Ahzab : 40)
Maka tidak ada lagi seorang rasul yang wajib diikuti selain Muhammad shallallahu’alaihi wasallam. Seandainya ada seorang nabi dari nabi-nabi Allah dan rasul-rasul-Nya yang masih hidup, niscaya akan mengikut syari’at Beliau shallallahu’alaihi wasallam. Begitu pula para pengikut nabi-nabi tersebut. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi : “Sungguh apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu ?” Mereka menjawab “Kami mengakui. “Allah berfirman : “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan aku menjadi saksi pula bersama kamu.” (Ali Imron : 81)
Nabi Isa `alaihish sholatu wasallam tatkala turun di akhir zaman, beliau akan mengikuti Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam dan berhukum dengan syari’atnya. Allah Ta’ala berfirman:
“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil. ” (Al A’raf : 157).
Demikian pula, termasuk pokok-pokok keyakinan di dalam Islam bahwa nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam diutus untuk segenap manusia. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tidaklah engkau diutus melainkan untuk seluruh manusia, sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”(Saba: 28).
Allah Ta’ala berfirman ;
“Katakanlah (wahai Muhammad) “Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk kalian seluruhnya.” (Al A’raf : 158)
dan juga dalam ayat-ayat yang lain.
Kelima :
Termasuk pokok-pokok Islam : bahwa wajib meyakini kafirnya setiap orang yang tidak masuk ke dalam Islam. Baik dari kalangan Yahudi, Nashara maupun selainnya. Dan menyebutnya sebagai orang kafir. Orang tersebut adalah musuh Allah, rasul-¬Nya dan kaum muslimin, serta termasuk penduduk neraka, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“Orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. “(Al Bayyinah : 6).
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Dan demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan¬Nya, tidaklah mendengar salah seorang dari kalangan umat ini, Yahudi maupun Nashrani, kemudian dia mati dan tidak beriman dengan yang aku diutus dengannya (agama Islam), melainkan dia termasuk penghuni api neraka. “
Oleh karena itu, barangsiapa yang tidak mengkafirkan Yahudi dan Nashara berarti dia kafir, sesuai dengan kaidah sya’riat :( Barangsiapa tidak (menvonis) kekafiran kaum kafir berarti dia (dianggap) Kafir).
Ke’enam:
Sehubungan dengan adanya pokok-pokok keyakinan dan hakikat-hakikat syari’at ini, maka sesungguhnya seruan kepada sinkretisme agama dan pola pendekatan antara agama tersebut lalu menggabungkannya dalam satu kesatuan merupakan propaganda dan makar yang sangat keji. Misi propaganda tersebut adalah men-campuraduk-kan antara kebenaran dan kebatilan, menghancurkan Islam, merobohkan sendi-sendinya, serta menggiring pengikutnya kepada kemurtadan yang menyeluruh. Hal ini dibenarkan oleh firman Allah yang Maha Suci :
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran) seandainya mereka sanggup. ‘(AI Baqarah : 217).
Allah Ta’ala berfirman :
“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).” (An Nisa : 89).
Ketujuh :
Sesungguhnya pengaruh dari propaganda buruk ini adalah dikorbankannya prinsip yang membedakan antara Islam dengan Kafir, antara yang hak dengan yang batil, kebaikan dengan kemungkaran, serta meruntuhkan batas pemisah antara kaum muslimin dengan kaum kafir. Sehingga tidak ada lagi wala’ (loyalitas) baro’ (kebencian), serta tidak ada lagi seruan jihad dan berperang untuk meninggikan kalimatullah di muka bumi ini. Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Suci berfirman :
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul¬-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. “(At Taubah : 29).
Dan Allah Azza Wa Jalla berfirman :
“Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya ‘Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (At Taubah : 36)
Kedelapan :
Bahwasanya propaganda sinkretisme agama, jika bersumber dari seorang muslim, maka dia dianggap secara jelas telah murtad. Karena perkara tersebut bertentangan dengan pokok-pokok keyakinan agama Islam. Propaganda tersebut meridhoi kekafiran kepada Allah dan menganggap batilnya kebenaran Al-Qur’an clan keberadaannya sebagai penghapus kitab-kitab terdahulu. Sekaligus membatalkan agama Islam sebagai penghapus segenap syari’at dan agama sebelumnya. Semua ini dibangun di atas pemahaman yang rusak, dan diharamkan secara pasti dengan seluruh dalil-dalil syari’at dari Al Qur’an dan As Sunnah serta ijma’ (Kesepakatan umat).
Kesembilan :
Maka berdasarkan pernyataan di atas :
1. Sesungguhnya tidak boleh bagi seorang muslim -yang beriman kepada Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama yang benar dan Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam sebagai nabi dan rasul- menyeru kepada pemahaman keji tersebut. Menyebarkannya diantara kaum muslimin, terlebih lagi menyambut seruan itu. Kemudian mengikuti muktamar, seminar, serta perkumpulan mereka.
2. Tidak boleh bagi seorang muslim mencetak Taurat dan Injil, terlebih lagi digabung dengan Al Qur’an AI Karim dalam satu cetakan !!. Barangsiapa yang melakukan atau menyeru untuk melakukannya, maka dia berada dalam kesesatan yang jauh. Sebab dengan perbuatan tersebut, berarti menggabungkan antara kitab yang hak (yaitu Al Qur’an Al Karim) dengan Al Muharrif (kitab yang telah diubah-ubah) atau dengan kitab yang telah dihapus (yaitu Taurat dan Injil).
3. Tidak dibenarkan bagi setiap muslim menyambut seruan untuk membangun masjid, gereja dan tempat peribadahan Yahudi dalam satu kawasan. Karena hal ini sama saja menggabungkan antara agama yang menyembah Allah, dengan agama selainnya dan mengingkari keunggulan agama Islam atas selainnya. Serta tidak boleh menyeru bahwa ada tiga agama sah bagi penduduk bumi, yang mereka boleh untuk memilih salah satunya. Kemudian meyakini bahwa semua agama tersebut berada di atas satu pijakan, sedangkan Islam bukanlah agama yang menghapus agama-agama sebelumnya. Maka tidak diragukan lagi bahwa ketetapan, keyakinan, atau senang dengan pemahaman seperti itu adalah kafir dan sesat. Karena hal tersebut merupakan penyelisihan yang sangat jelas terhadap Al Qur’an Al Karim dan As Sunnah yang suci serta ijma’ kaum muslimin. Dan berkeyakinan bahwa perubahan agama Yahudi dan Nashara berasal dari sisi Allah. Maha Suci Allah dari yang demikian itu. Begitu pula tidak boleh menggelari gereja-gereja sebagai rumah Allah! dan menyakini para pemeluknya beribadah dengan peribadahan yang benar lagi diterima di sisi Allah. Karena sesungguhnya peribadahan yang mereka lakukan tersebut, tidak berdasarkan ajaran Islam. Allah Ta’ala berfirman :
“Dan barangsiapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya (agama itu). Dan di akhirat dia termasuk orang-orangyang merugi. ” (Ali lmron: 85).
Bahkan gereja-gereja itu adalah rumah-rumah tempat Allah dikufuri. Kita berlindung dari kekafiran dan pengikutnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah Ta’ala berkata : di dalam Majmu’ Fatawa (22/162) : “(Bahwa) gereja dan tempat ibadah kaum Yahudi bukanlah rumah-rumah Allah. Sesungguhnya rumah-rumah Allah adalah masjid¬-masjid. Bahkan gereja adalah rumah yang Allah dikufuri padanya, walaupun dijuluki sebagai rumah Allah. Rumah-¬rumah ibadah tersebut sebanding dengan para pemeluknya. Sedangkan pemeluknya adalah kaum kafir, maka rumah- ¬rumah itu adalah rumah ibadah kaum kafir.”
Kesepuluh :
Termasuk perkara yang harus diketahui, bahwa berdakwah terhadap kaum kafir secara umum dan ahli kitab secara khusus, adalah kewajiban atas kaum muslimin berdasarkan nash-nash yang jelas dariAl Qur’an danAs Sunnah. Akan tetapi perkara tersebut tidak dapat terwujud kecuali melalui metode bayan (menjelaskan kebenaran) dan memberikan argumentasi dengan cara yang lebih baik Tanpa mengorbankan prinsip-prinsip syari’at Islam. Hal itu dilakukan agar mereka mau menerima Islam dan berkenan memeluknya. Atau dengan cara menegakkan hujjah (bukti) untuk mematahkan alasan mereka dan menyelamatkan orang-orang yang menerima kebenaran. Allah Ta’ala berfirman :
“Katakanlah : “Wahai Ahli kitab, marilah (berpegang) pada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka : “Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada (Allah). “(Ali lmron : 64).
Adapun dialog, adu argumentasi dan berkumpul bersama mereka dalam rangka mentolelir keinginan hawa nafsu mereka, melanggengkan misi makar mereka, serta mencari-cari kelemahan Islam dan merapuhkan pondasi keimanan ; maka hal itu adalah suatu kebatilan. Maka Allah, rasul-Nya dan kaum muslimin berlepas diri darinya. Kepada Allah lah kita memohon pertolongan atas apa yang mereka sifatkan. Allah Ta’ala berfirman :
“Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkanAllah kepadamu.”(AI Maidah :49).
Demikianlah Lajnah menetapkan dan menjelaskan perkara-perkara di atas. Maka Lajnah memberikan nasehat kepada kaum muslimin secara umum dan Ahli Ilmu secara khusus, supaya bertakwa kepada Allah, merasa diawasi oleh-¬Nya, menjaga Islam serta memelihara akidah kaum muslimin dari kesesatan dan penyeru kesesatan, juga dari kekafiran dan pemeluknya. Lajnah memperingatkan mereka dari seruan kekafiran yang sesat ini (sinkretisme agama), dan dari terjatuh ke dalam kubang kebinasaan. Kita memohon perlindungan kepada Allah, agar setiap muslim tidak menjadi sebab masuknya kesesatan ini ke negeri-negeri kaum muslimin dan tidak menyebarkannya di tengah-tengah mereka. Kita memohon kepada Allah yang Maha Suci dengan nama-namaNya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi agar melindungi kita semua dari berbagai fitnah kesesatan. Dan agar menjadikan kita termasuk orang yang memberi penjelasan kepada hidayah Allah dan sebagai pembela Islam di atas petunjuk dan cahaya dari Rabb kita sampai kita menjumpai-Nya dalam keadaan diridhoi¬-Nya.
Wabillahi taufik, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, beserta keluarga dan para shahabat.
Dewan Fatwa Ulama dan Riset Ilmiyah Arab Saudi
Ketua :
Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz
Wakil Ketua :
Abdul Aziz bin Abdillah Alu Syaikh
Anggota :
Sholeh bin Fauzan Al Fauzan
Anggota :
Bakr bin Abdillah Abu Zaid
Judul Asli : Tsalatsu Fatawa Muhimmah
Judul Edisi Indonesia : Awas Kristenisasi & Bahaya Seruan Sinkretisme Agama, Penerbit : Darul Ilmi Yogyakarta