Laman

بسم الله الرحمان الرحيم Ibnu Mas’ud tentang pengertian Al Jamaah : “Al Jamaah adalah sesuatu yang mencocoki Al Haq walaupun engkau sendiri (yang mengikutinya).” (Riwayat Al Laalikaiy dari Ibnu Mas’ud dalam Kitab As Sunnah dan Abu Syamah dalam Al Ba’its ‘Ala Inkari Bida’ Wal Hawaadits halaman 22 dan Ibnul Qayyim dalam Kitab Ighatsatul Lahfan halaman 1/70)

08 Mei 2010

asal usul ‘aidin wal fa idzin

pernah gak c diantara ente-ente pada ada yang nanyain, apa c arti kalimat ini? apa bener ini artinya mohon maaf lahir dan batin???

coba yuk kita telusuri secara harfiah.. secara harfiah, makna kalimat ini adalah:
مِنَ العَائِدِينَ وَ الفَائِزِينَ
“dari orang-orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung..”
ditinjau dari susunan katanya, agak ganjil melihat kalimat ini.. bisa dikatakan, ini bukan suatu kalimat sempurna atau yang biasa disebut al jumlah al mufidah. karena kalimat sempurna dalam bahasa arab ada dua, adakalanya disusun dari isim (kata benda) dan isim yang disebut jumlah ismiyyah dan dari fi’il (kata kerja) dan isim yang disebut jumlah fi’liyyah..

coba kita tengok kalimat di atas, tidak ada unsur kata kerja, maka yang paling mungkin kalimat di atas bisa dikategorikan jumlah ismiyyah.. namun, dari susunannya, kalimat di atas tidak memenuhi kriteria minimal jumlah ismiyyah. loh.. loh.. kayaknya dah nahwu bgt, gak usah diterusin deh. ntar pada bingung lagi..
intinya, secara bahasa, kalimat di atas ganjil.. sebagaimana secara makna juga ganjil. ayo coba apa maksud perkataan:
“dari orang-orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung..”
ane dan mungkin smuanya bakalan gak ngerti klo ada org yg ngucapin ini ke ane, maksud ucapannya apa.. iya toh???
ane mencoba mencari penafsiran sendiri dari kalimat ini, dengan melakukan takwil yang mungkin agak mendekati.. dalam hipotesa ane (ciaelah).. kalimat utuh ucapan populer ini adalah:

جَعَلَنَا اللهُ مِنَ العَائِدِينَ وَ الفَائِزِينَ
” Ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin”
dengan makna:
“semoga Allahu menjadikan kita bagian dari orang-orang yang kembali (fitri) dan beruntung”
aneh sekali memang, jika bagian inti kalimat termasuk kata kerja (fi’il), pelaku (fa’il), dan objek (maf’ul) dibuang secara serempak.
Yang lebih aneh lagi, coba deh nanti perhatiin beberapa versi yang keluar dari mulut orang indonesia.. ada yang make huruf ز semua..” minal ‘aizin wal faizin”.. ada yg ذ semua.. “minal a’idzin wal faidzin”.. ada yg kombinasi keduanya, minal aidzin wal faidzin.. dan anehnya lagi, kesalahan ini juga sering terjadi di televisi.. coba deh, liat beberaoa hari lagi akan marak pejabat, politikus, atau direksi perusahaan yg bakalan ngucapin ini, lihat versi mana yg mereka gunakan.. klo bnr smua, walhamdulillah.
dan yang paling aneh adalah: dari manakah kalimat ini berasal? adakah shahabat nabi yang pernah mengucapkannya? adakah ulama yang pernah mengucapkannya..
ternyata, cuma di sini loh, di Indonesia, kalimat ini begitu populer.. entah siapa yang pertama kali mengucapkannya.. atau siapa orang yang pertama kali menulisnya.. inilah indonesia, dimana suatu ketidak jelasan menjadi masyhur.. sampai-sampai sesuatu yang jelas-jelas sunnah ditinggalkan begitu saja.. sebagaimana betapa banyak kaum muslimin indonesia yang begitu hafal wirid-wirid versi habib A, B, sampe z.. tetapi mereka tidak mengenal sedikitpun zikir pagi dan petang yang biasa Rasulullah ucapkan.. bahkan mereka tidak mengerti bagaimanakah zikir setelah shalat versi Rasulullah.. na’udzu billahi min dzalik…
ahsan(lebih baik) bagi kita, jika ingin mengucapkan tahniah (ucapan selamat) lebih baik menggunakan kalimat:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ (taqabbalallohu minna wa minkum)
“semoga Allah menerima ibadah kami dan kalian”

Ibnu Hajar Rahimahullah mengatakan:
“telah sampai kepada kami riwayat dengan sanad yang hasan dari Jubai bin Nufair, ia berkata: “Jika Para sahabat Rasulullah saling bertemu di hari raya, sebagiannya mengucapkan kepada sebagian lainnya: “Taqabbalallahu minnaa wa minkum”. (Fathul Bari (II) 446)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah ditanya tentang ucapan selamat di hari raya, beliau menjawab,
“Ucapan selamat hari raya sebagian mereka kepada sebagian lainnya jika bertemu setelah shalat ‘Id dengan ungkapan: Taqabbalallahu minna wa minkum dan A’aadahullahu ‘alaika serta ucapan sejenisnyaa, maka hal ini telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat bahwa mereka melakukannya, dan telah diperbolehkan oleh para imam seperti Imam Ahmad,dll. Maka siapa yang melakukannya, ia memiliki panutan, dan yang meninggalkannya pun memiliki panutan.” (Majmuu’ Fatawa (XXIV/253)
kesimpulanna:
- boong bgt arti minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.. meskipun dari segi penyebutannya terkesan padu dan serasi.. (sama-sama diakhiri “in”)
- klo mo ngucapin, pake yg ada riwayatnya aja.. tuh di atas dah dijelasin..
- makanya belajar bahasa arab! yuk belajar! kunjungi www.arabic.web.id
*Penukilan fatwa Ibnu hajar dan Syaikh Ibnu Taimiyyah diambil dari buku Lebaran Menurut Sunnah yang Shahih oleh Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad Ath Thayyar hal. 126 terbitan Pustaka Ibnu Katsir
wallahu subhanahu wa ta’ala a’lamu..


request seklaigus tambahan dari akh budi:
kata idul fithri:
عِيدُ الفِطْرِ
secara bahasa memiliki makna kembali berbuka, atau kembali makan (setelah sebulan penuh berpuasa). tetapi kenapa orang Indonesia mengartikannya kembali fitri (suci) ya? meski momennya memang tepat c.. tanya kenapa???
satu lagi kekeliruan yang dipelihara.. Ya Allah berilah kami ilmu agar tidak tersesat dari jalan Mu..
(umam.web.id)